Total Tayangan Halaman

Selasa, 22 November 2011

Suami-Isteri di dalam pernikahan / perkawinan

Shalom sahabat,
pernikahan/perkawinan merupakan suatu penyatuan dimana Tuhan memberikan izin secara bebas bagi seorang pria dan wanita untuk masuk ke dalam perintiman yang lebih dekat. Tujuan yang terutama ialah Tuhan menginginkan agar pria kudus dan wanita kudus itu masuk ke dalam ikatan kekal agar mereka dapat melanjutkan keturunan yang akan memenuhi bumi. Pernikahan dibentuk ketika kedua belah pihak yang ingin bersatu telah memahami satu sama lain dan mampu menerima setiap kelebihan maupun kekurangan pasangannya.


Pernikahan/perkawinan ini dimulai dari kisah sewaktu Allah membawa Hawa kepada Adam. Firman Tuhan berkata, "
Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2: 18). Tuhan menginginkan agar setiap orang memiliki pasangan hidupnya agar mereka dapat saling membangun, saling membahu dan saling menopang. Di dalam ikatan pernikahan ini Tuhan memberikan pesan dalam Kejadian 1: 28 yakni, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Tuhan memberikan tujuan bagi manusia di dalam pernikahan sehingga setiap pria dan wanita yang dipersatukan dapat memiliki hubungan yang wajar dan benar. Pengakuan dalam Kejadian 2: 23 yakni "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku." menjadi suatu janji yang kokoh dalam pernikahan.

Ketika setiap pria dan wanita telah melangkah masuk dalam pernikahan kudus maka mereka harus tetap bersama selama-lamanya baik dalam suka-duka, susah-senang, kaya-miskin dan sebagainya, mereka tidak dapat memisahkan diri satu sama lain, sebagaimana tertulis dalam Markus 10: 9, "
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.". Ada suatu kesatuan yang seringkali dilupakan oleh pasangan suami-isteri dalam pernikahan, terkadang mereka lebih mementingkan keegoisan masing-masing, berusaha mendominasi satu sama lain, bahkan menyimpan rahasia masing-masing. Di dalam pernikahan, tidak ada batasan antara suami-isteri. Markus 10: 7-8 menuliskan, "sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.". Artinya bahwa pernikahan itu telah menghapuskan kehendak pribadi masing-masing, memiliki satu pendapat, dan menjalankan setiap keputusan bersama dengan baik.

Sahabat,
keputusan untuk memilih seseorang untuk bersama anda masuk ke dalam suatu ikatan kekal melalui pernikahan harus dipertimbangkan dengan sematang-matangnya. Karena kita tidak akan dapat menarik kembali pilihan itu ketika kita telah memilih seseorang untuk menjadi satu bagian utuh dalam hidup kita. Pernikahan/perkawinan tidak dapat diulang kembali ketika anda telah mengalaminya, anda tidak dapat lagi menyesal atas pilihan anda sendiri dan anda tidak dapat mengganti pilihan anda dalam hubungan pernikahan. Janji pernikahan ialah bukti utama bahwa anda siap untuk hidup bersama dengan pasangan anda untuk selamanya. Putuskanlah yang terbaik dalam pernikahan anda, biarlah pernikahan menjadi sebuah kebahagiaan yang kekal dalam kebersamaan yang kekal bagi anda dan pasangan anda!
Tuhan Yesus memberkati...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.