Semula Luther diharapkan ayahnya menempuh studi hukum. Pada usia 21 tahun (tahun 1505) ia meninggalkan bangku kuliah lalu menjadi rahib (biarawan), walaupun orang tuanya tidak setuju. Luther memasuki biara Serikat Eremit Agustinus yang terkenal keras. Di dalam biara, Luther berusaha memenuhi peraturan-peraturan biara lebih daripada biarawan lainnya. Luther nampak paling saleh dan paling rajin diantara para biarawan. Ia juga seorang yang serius, tekun dan pandai, karena itulah ia ditugasi belajar teologi. Luther ditahbiskan menjadi imam tahun 1507, dan mendapatkan gelar doktor di bidang studi Kitab Suci pada tahun 1512, kemudian diangkat menjadi guru besar teologi di universitas Wittenberg. Jabatan guru besar disandang sampai akhir hidupnya. Tugas utama Luther adalah menafsir Alkitab. Ia kemudian menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Jerman, agar sebanyak mungkin orang Jerman dapat membaca Alkitab, mengingat pada waktu itu warga gereja tidak dapat membaca Alkitab dalam bahasa mereka sendiri sebab hanya tersedia Alkitab dalam bahasa Latin yang disebut Vulgata dan hanya boleh dibaca oleh kaum klerus atau rohaniawan.
Beberapa saat kemudian, Luther memimpin gerakan reformasi gereja. Munculnya gerakan reformasi ini dilatarbelakangi adanya perbedaan antara ajaran atau teologi dan praktek gereja dengan ajaran Alkitab. Peristiwa reformasi dipicu oleh adanya penjualan surat penghapusan siksa (aflat) di Jerman oleh Johann Tetzel. Sebenarnya tujuan penjualan surat-surat aflat itu adalah untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan gedung gereja (basilika) Santo Petrus di Roma, tetapi tujuan itu dibungkus dengan “bahasa rohani” yang berisi janji palsu sekaligus ancaman, seakan-akan dengan membeli surat itu manusia akan lebih terjamin selamat.
Untuk menentang propaganda Tetzel, Luther menyusun 95 dalil, lalu ditempelkannya pada pintu gerbang gereja di Wittenberg pada tanggal 31 Oktober 1517. (Tanggal inilah yang kita peringati sebagai hari Reformasi ). Dalil- dalil itu merupakan ungkapan pengalaman dan pergumulan Luther sendiri, jadi tidak bersifat teoritis. Di dalam dalil-dalilnya, Luther menentang perkataan Tetzel. Luther tidak menyetujui adanya surat penghapusan siksa yang menyatakan perdamaian dan pengampunan dosa dapat dibeli dengan uang, tanpa penyesalan dan pertobatan, bahkan tanpa sakramen. Luther sekaligus menegaskan bahwa penyesalan sejati bukanlah perkara yang dapat seseorang bereskan setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh imam setelah pengakuan dosa, seperti misalnya mengucapkan doa Bapa kami sekian banyak kali. Bagi Luther, penyesalan dan pertobatan itu berlangsung seumur hidup. Ke-95 dalil itu ditulis dalam bahasa Latin namun segera diterjemahkan oleh para mahasiswa Luther ke dalam bahasa Jerman dan dalam waktu singkat sudah tersebar ke seluruh negeri. Para pemimpin gereja mendakwa Luther sebagai penyesat. Paus menuntut Luther untuk mencabut ajarannya. Luther diminta bertobat. Luther harus diadili.
Setelah rangkaian perdebatan dan pengadilan, sejak 1520 Luther lebih banyak memusatkan perhatian pada penulisan buku ataupun traktat, yang memuat serangkaian pandangan dan gagasan baru. Sasaran utama reformasi atau pembaharuan yang dicanangkan Luther adalah pembaharuan ajaran. Luther meninggal pada tahun 1546. Apakah pokok-pokok ajaran yang dikembangkan Luther?
Beberapa pokok ajaran yang dikembangkan Luther adalah:
a. Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola FideDalam ajaran Luther ada tiga semboyan “sola scriptura” (hanya Alkitab), Firman menjadi dasar kehidupan sehari-hari. ” Sola Gratia” (hanya anugerah), dan “Sola Fide” (hanya iman). Pengampunan dosa disediakan oleh ALLAH karena anugerah-NYA melalui pengorbanan KRISTUS dan diterima dengan iman, bukan karena usaha manusia.
b. SakramenLuther hanya mengakui dua sakramen yaitu baptisan kudus dan perjamuan kudus. Kedua sakramen itu mempunyai dasar Alkitab yang ditetapkan oleh KRISTUS sendiri.
c. Jabatan dan Tata GerejaSemua orang percaya memiliki jabatan imamat yang am (kudus). Jabatan imam itu diterima berdasarkan kematian dan kebangkitan KRISTUS. Jabatan imam dalam Perjanjian Lama telah disempurnakan, digenapi sekaligus diakhiri oleh TUHAN YESUS KRISTUS. Untuk datang kepada TUHAN, seseorang tidak memerlukan lagi perantara (imam), baik untuk memanjatkan doa maupun untuk mempersembahkan korban. YESUS KRISTUS telah menjadi imam sekaligus korban yang sempurna sekali untuk selama-lamanya. Jadi imam adalah fungsi pelayan yang meneladani KRISTUS, bukan jabatan.
d. Tata IbadahIbadah berpusat pada kotbah, bukan pada perjamuan kudus (ekaristi). Dalam setiap Minggu harus ada pemberitaan Firman yang murni (hanya dari Alkitab), sedangkan perjamuan kudus tidak selalu diadakan pada setiap ibadah Minggu melainkan tergantung gereja masing-masing sesuai dengan situasinya.
Peristiwa reformasi yang dipimpin oleh Martin Luther mengingatkan bahwa pembaharuan gereja harus terus menerus dilakukan. Kesadaran inilah yang melahirkan semboyan reformasi: “ecclesia reformata sed semper reformanda” (gereja yang dibaharui harus terus menerus dibaharui ).Martin Luther ialah gambaran tokoh yang tidak takut untuk menentang ketidakbenaran dalam dunia. Seringkali kita melihat adanya suatu penyesatan, tetapi kemudian karena banyak orang memercayai penyesatan tersebut maka kita hanya diam. Kita takut untuk menyuarakan kebenaran, kita lebih memilih untuk menyenangkan hati manusia daripada Tuhan. Luther memberikan teladan bagi setiap kita untuk memiliki keberanian di dalam Roh Kudus agar kita dapat menyuarakan kebenaran di tengah-tengah ketidakadilan dan penyesatan. Seperti Kristus yang memberikan hidupNya bagi kita agar kebenaran itu dinyatakan, demikian juga mari kita bersama-sama untuk terus memberitakan kebenaran Injil kepada seluruh dunia, sehingga setiap orang dapat diselamatkan di dalam Yesus Kristus. Jadilah Pemberita kebenaran yang tidak takut menghadapi apapun, lakukan segalanya di dalam Kristus, bagi Kristus dan hanya untuk Kristus!
Tuhan Yesus memberkati.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.