Total Tayangan Halaman

Rabu, 18 Januari 2012

Bergerak di dalam Tuhan

Philip Mantofa lahir di Surabaya pada tanggal 27 September 1974, dia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara yang semuanya laki-laki. Waktu kecil Philip sering step dan kejang-kejang. Dalam ketakutan ibunya berkata kepada Tuhan :"Tuhan, jangan diambil! Anak ini saya berikan kepadaMu! Jaga dia, Tuhan!" Setelah agak besar, Phlip masih mengalami kesulitan untuk berjalan. Oleh Dokter disarankan untuk memakai sepatu dari besi yang biasa digunakan untuk anak yang cacat karena polio. Hal ini membuatnya menjadi minder dan tidak mau keluar rumah.
Papa Philip walaupun bukan orang Kristen, tetapi mengijinkan Philip mengikuti sekolah minggu di gereja. Waktu Philip akan masuk SD, orang tuanya menyekolahkan ke Taiwan. Hal ini untuk sekalian perawatan kesehatannya. Bersama dengan kakaknya Maxixe, Philip sekolah di Ho Bu Guo Xiao, Taipei, Taiwan. Kenakalannya menjadi-jadi saat mulai sekolah di Taiwan. Philip gampang sekali emosi, marah dan berkelahi dengan teman-temannya.

Tak lama kemudian mereka pulang ke Indonesia dan bersekolah di SDK St. Aloysius, Kepanjen Surabaya. Tiap hari Philip berkelahi dan itu terus berulang sampai ia masuk SMP. Suatu saat pernah ada kakak kelasnya yang tidak terima dan mengajak seorang tentara untuk membunuh Philip. Dengan berbagai pertimbangan orang tuanya menyekolahkannya ke Singapura.
Di Singapura, ia terlibat dalam okultisme, dari mempelajari buku yang dibeli di Singapura. Saat sekolah ia mengalami pelecehan seks oleh pembimbing guru lesnya. Hal itu menambah kepahitan dalam hidupnya. Selain itu Philip sering berkelahi dengan anak-anak di lingkungannya.
Kedua orang tua Philip kemudian menyekolahkannya ke Kanada bersama kedua saudaranya. Dibawah bimbingan Pdt Sonny, Gereja "Emmanuel Indonesian Christian Fellowship", semua roh-roh jahat dilepaskan. Hal itu tidak berlangsung secara mudah, tetapi membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Philip dibaptis di gereja itu dan mulai dibentuk karakternya oleh Tuhan.

Ketika memutuskan untuk kuliah di Sekolah Theologia, dia takut mengutarakan keinginannya itu kepada ayahnya. Karena ayahnya belum mengenal Tuhan. Selama 3 hari ia mengurung diri di kamar. Ia hanya berdoa. Saat ia mengatakan ke ayahnya, diluar dugaan ayahnya cuma menjawab pendek "Oke, bagus, Lip! Papa dukung!" Philip menyelesaikan studinya di Columbia Bible College Canada, dan diwisuda pada 20 April 1996. Semua itu dilaluinya dengan tidak mudah. Ia sempat praktek di Ungaran Jawa Tengah pada tahun 1994. Philip harus adaptasi dengan lingkungan yang ada. Tetapi semuanya itu dijalani dengan suka cita. Saat ia ulang tahun, papanya bermaksud membelikan mobil Mercedes. Tapi ia menolak, alasannya, anak-anak rohaninya banyak yang masih jalan kaki atau naik angkutan umum, mana mungkin dia sebagai bapak rohani naik Mercedes.

Philip menikah dengan Irine Saphira dan memiliki 3 orang anak bernama Vanessa, Jeremy dan Warren. Irine menceritakan perkenalan dengan Philip. Sebagai istri hamba Tuhan, ia menyadari kalau harus berbagi dengan Tuhan. Pelayanan Philip berhasil karena cintanya dengan Tuhan. Ia selalu membaca Firman dan berdoa setiap hari. Pada saat penyembahan dilakukan lawatan Tuhan hadir, sehingga membuat orang-orang di sekelilingnya menangis. Padahal penyembahan yang dilakukan sama dengan yang orang lain lakukan. Melalui Philip, banyak anak muda terpanggil, menjadi pekerja pelayanan penuh waktu.

Sahabat,
Philip Mantofa bergerak di dalam hidupnya untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan, gairah dan semangat hidupnya berhasil membuatnya memimpin sebuah gereja (Mawar Sharon) yang besar, kerinduannya di dalam pelayanannya ialah untuk menjadikan para anak rohani sebagai gembala, penginjil dan pemimpin rohani di dalam segala aspek kehidupan, Philip berharap bahwa bangsa-bangsa dapat mengalami Kristus. Sebagai pengikut Kristus, setiap dari kita dipanggil untuk membawa kesaksian untuk menghadirkan generasi Kristus yang kokoh selamanya, karena marilah kita belajar untuk meletakkan hidup kita dengan berani di dalam tangan Tuhan dan biarlah Tuhan membentuk serta memakai hidup kita sebagai alatNya!
Tuhan Yesus memberkati...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.