betapa seringnya manusia tidak menyadari akan dirinya yang tengah diperbudak oleh dosa-dosanya. Manusia tidak mampu memandang akan kebenaran dan jalan keselamatan yang telah Tuhan sediakan bagi hidupnya sehingga manusia terjatuh lengah di dalam kebinasaan dan tidak sanggup menyelamatkan dirinya.
Manusia boleh berkata bahwa mereka hidup di zaman yang merdeka, zaman demokratis dan zaman perdamaian. Namun, dapatkah mereka menyadari bahwa mereka masih belum dimerdekakan dari dalam dosa?
Firman Tuhan dalam Galatia 5: 1 dikatakan, "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." Manusia harus mampu mengendalikan dirinya dari dosa dan menyatakan kemerdekaannya atas kuasa maut! Dengan demikian maka kita akan dapat menjadi orang-orang dilihat merdeka bukan hanya dari keadaan daging melainkan juga merdeka dalam keadaan roh dihadapan Tuhan.
Mengapa manusia tidak dapat menerima kemerdekaan yang nyata dalam hidupnya?
Galatia 5: 13 menjelaskan, "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih." Banyak orang telah memerdekakan diri dari kuasa dosa, banyak orang telah memenangkan peperangan dengan dosa-dosanya. Akan tetapi, setelah kemerdekaan itu, banyak pula orang-orang yang kembali menyia-nyiakan apa yang telah Tuhan beri dalam hidupnya. Banyak orang salah mempergunakan kemerdekaan yang dimilikinya sehingga dosa kembali menjajah kehidupan mereka.
Ada 3 hal yang harus kita perangi untuk menjadi orang-orang yang benar-benar mampu dimerdekakan dihadapan Tuhan:
1. Pikiran
Pikiran merupakan tempat peperangan utama dalam diri kita dan tempat dimana siasat tersusun untuk menghadapi dosa. Pikiran adalah tempat yang rawan terhadap dosa, sebagaimana tertulis dalam Matius 15: 19, "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." Pikiran paling mudah menempatkan sisi dosa dalam hidup kita, karena itu kita harus menjaga pikiran kita agar tetap senantiasa dipenuhi oleh hal-hal positif dan jangan pernah memberi waktu dan ruang akan hal yang negatif, sebab ketika hal-hal negatif itu muncul maka kita akan kesulitan untuk menghadapinya dan akibatnya kita akan menikmati pikiran-pikiran yang setan taruh didalamnya.
Alkitab memerintahkan agar kita bisa mengendalikannya dan memusatkan pikiran-pikiran kita kepada Kristus. II Korintus 10: 5 menjelaskan, "Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus." Apabila kita mampu menguasai pikiran kita dari kuasa dosa, maka kitapun akan mampu menguasai diri kita dari perbudakan dosa.
2. Kedagingan
Kedagingan merupakan tempat dimana dosa dapat terjadi tanpa kita sadari, mengendalikan kedagingan adalah tingkat yang sulit karena keinginan daging kerap kali muncul dalam keadaan yang mendesak dan saat itulah iblis akan mempunyai kesempatan untuk menguasai kita. Markus 14: 38 menyatakan kepada kita bahwa, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." Manusia diciptakan dalam debu dan daging, akan tetapi ketika manusia jatuh kedalam dosa maka manusia telah membiarkan hidup mereka ditimpa dalam kebinasaan dan membuat dirinya menjadi tempat dimana daging memberontak terhadap hukum kebenaran dan meminta keinginan tersendiri yaitu kenikmatan nafsunya (dosa).
Hal inilah yang membuat manusia lemah dalam memerdekakan dirinya atas kuasa dosa dalam kedangingannya karena keinginan daging muncul diantara kesulitan-kesulitan dalam pilihan yang diperhadapkan terhadap kita. Roma 7: 5 berkata, "Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut." Dalam hal ini Tuhan menegaskan firmanNya dalam Roma 8: 6a, "Karena keinginan daging adalah maut....." dan Roma 8: 8 juga mendekalasikan bahwa, "Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah."
Tuhan menginginkan agar kita mampu melepaskan diri dari segala keinginan-keinginan daging kita, mengapa?
Rasul Paulus menjelaskan dalam I Korintus 15: 50, "Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa." Karena itulah kita perlu memerdekakan diri kita dari kuasa kedagingan agar kita dapat mendapatkan keselamatan dari Tuhan serta menjadi orang yang merdeka dan terlepas dari nafsu-nafsu duniawi.
3. Kepentingan duniawi
Kepentingan duniawi ini berarti bahwa dimana kita lebih mementingkan keadaan kita saat ini daripada memandang kepada Tuhan, kita sibuk dengan berbagai urusan kita sehingga kita tidak mempunyai waktu untuk Tuhan. Dalam Yohanes 17: 16 dikatakan, "Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia."
Kita bukanlah bagian dari dunia, sama seperti Yesus sendiri bukanlah bagian dari dunia. Oleh karena itu kita tidak perlu terlalu memikirkan dan mementingkan kepentingan-kepentingan duniawi yang dapat membuat hidup kita jauh daripada Tuhan. Dengan disadari atau tidaknya oleh kita, sebenarnya kepentingan duniawi yang kita hadapi bukanlah sesuatu yang Tuhan tuntut dalam hidup kita melainkan itu adalah kesibukan yang iblis buat agar kita tidak mempunyai waktu untuk Tuhan, karena itu berjaga-jagalah kepentingan-kepentingan duniawi (dosa) itu tidak menguasai waktu kita yang seharusnya menjadi milik Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.