Pengampunan adalah salah satu nilai kristiani yang penting dalam menjalani hidup kita, akan tetapi seringkali pengampunan itu sangat sulit untuk kita lakukan. Mungkin orang banyak menyakiti kita, orang sering mengecewakan kita, teman dekat menusuk kita dari belakang dan sebagainya. Hal-hal tersebut akan memengaruhi sikap keseharian kita dan memunculkan sisi-sisi negatif dalam diri kita. Yang menjadi masalahnya adalah bagaimana kita menanggapi diri kita agar kita bisa menerima semua dampak-dampak negatif dalam kehidupan kita?
Untuk menjawabnya, simaklah kisah berikut ini.
_________________________________________
Seorang PRT (Pembantu Rumah Tangga) dikirim untuk bekerja diluar negeri, dirumah seorang pembesar negara. Majikan tersebut adalah orang yang keras, kejam dan tidak berwibawa. Setiap hari Majikannya memberikan pekerjaan berat yang melampai batas kemampuan Pembantunya. Akibatnya seringkali Pembantunya tidak menyelesaikan pekerjaannya dan seringpula Majikannya marah akibat kelalaiannya dan menghukumnya dengan tidak pantas. Sesekali akibat perbuatan Majikan, Pembantu tersebut mencoba melarikan diri dari rumah tersebut. Akan tetapi selalu saja Pembantu tersebut ketahuan, Majikannya menyeretnya kegudang dan menyiksanya disana. Luka disekitar tubuh dan wajah Pembantu ditahan setiap kali disiksa oleh Majikannya. Pembantu tersebut tidak dapat berbuat apa-apa, dia hanya bisa berharap didalam doa-doanya dan menerima semua yang terjadi dalam dirinya. Suatu saat, Pembantu tersebut sakit. Akan tetapi dia masih menahan dirinya dan berusaha bekerja. Namun ditengah-tengah pekerjaannya, Pembantu tersebut terjatuh dan pingsan. Ketika Majikannya pulang, sang Majikan marah dan mengambil air panas menyiram pembantunya. Pembantu tersebut terkejut dan menangis berteriak kepanasan. Sang Majikan mengambil panci memukulnya dan memakinya. Pembantu tersebut berusaha menjelaskan bahwa dia sedang sakit, akan tetapi penjelasannya tidak dihiraukannya.
Tahun-tahun dijalani pembantu tersebut dengan penderitaan, tak pernah sekalipun pembantu tersebut diberikan ijin untuk menghubungi keluarganya bahkan gajipun tidak pernah diterima dari Majikannya. Setiap kali Pembantu hendak meminta gaji, Majikannya membentaknya bahkan memukulnya. Tidak ada rasa kasih dan perhatian yang diberikan Majikannya kepada Pembantunya. Sampai akhir hidup sang Majikannya, Pembantu ini tetap setia melayaninya. Dia tidak pernah menuntut pembalasan kepada Majikannya walaupun dia bisa saja melakukannya disaat Majikannya lemah tak berdaya. Saat orang-orang yang mengetahui kekejaman yang dilakukan oleh Majikannya, mereka bertanya mengapa Pembantu tersebut tidak mau membalas tindakan Majikannya?
Pembantu tersebut dengan tenang menjawab, "Majikan saya menyiksa saya pada waktu saya bisa menahan semua beban itu, tetapi disaat orang bertanya mengapa saya tidak membalasnya diakhir dari hidupnya, saya hanya menjawab, untuk apa?
Saya tidak layak membalasnya karena itu bukan hak saya, yang patut saya berikan hanyalah melepaskan pengampunan untuk Majikan saya." Penyesalan meliputi wajah Majikannya, untuk menebus semua kesalahannya, Majikan ini menyerahkan 80% harta kekayaannya untuk Pembantunya.
Singkat cerita, Pembantu tersebut diberikan penghargaan dari Pemerintah negeri tersebut. Saat Pembantu ini diberikan kesempatan untuk menceritakan kesaksiannya, Dia hanya mengucapkan satu kalimat yang berarti, "Pikiran saya menarik saya untuk membunuhnya saat Majikan saya itu lemah, akan tetapi Tuhan berbicara dalam hati saya bahwa pengampunan itu akan lebih berarti daripada menumpahkan amarah dan dendam saya kepadanya."
_________________________________________
Sahabat, betapa indah pengampunan itu bila kita bisa menguasai diri kita menahan diri dari sisi-sisi negatif dalam diri kita. Pengampunan itu memiliki kuasa untuk mendatangkan kasih, kedamaian dan anugerah.
Ketika hati kita tersakiti, ketika hati kita dihakimi, ketika orang terdekat kita mengecewakan dan mengkhianati kita, ketika hidup kita tiada terpandang, ketika orang melontarkan diri kita, Tuhan inginkan satu hal dalam hidup kita yakni melepaskan pengampunan bagi mereka.
Layakkah kita untuk tidak mengampuni orang-orang yang menyakiti kita?
tentu tidak karena firman Tuhan mengatakan apabila kamu tidak mengampuni sesamamu maka Bapa juga tidak akan mengampunimu (Matius 18: 35). Ampunilah mereka walaupun seakan kita tidak akan pernah bisa mengampuni mereka. Yesus berkata bagaimana kita harus mengampuni sesama kita dalam Matius 18: 22b, "...Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Sungguh Yesus mengajarkan kepada kita untuk tidak menghitung kesalahan orang lain kepada kita dan Yesus mengajarkan sebesar apapun kesalahan orang kepada kita, seburuk apapun perlakuan mereka pada kita, Yesus katakan, ampunilah saudaramu, ampunilah semua kesalahan mereka, jangan menghitung setitikpun luka yang mereka perbuat bagimu. Firman Tuhan nyatakan kita tidak patut membalas mereka, karena pembalasan adalah milik Tuhan. Bagian kita hanyalah mengambil pelajaran yang bisa kita dapatkan dari apa yang kita alami dan melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti kita, itulah pengampunan kita yang sempurna....
Tuhan Yesus memberkati........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.