Total Tayangan Halaman

Sabtu, 10 September 2011

Akhir dari balapan

Alarm pagi berbunyi keras membangunkan Teddy, waktu menunjukkan pukul 06.30. Seperti aktivitas biasa, Teddy akan mempersiapkan diri dan segera berangkat sekolah dengan mobil kebanggaannya. Sejak SMA, Teddy mulai mengikuti balapan malam dan memperoleh banyak keuntungan dari pekerjaan ini. Hanya Teddy dan beberapa temannya yang tahu, orang tua Teddy bahkan tidak pernah mengetahuinya, Teddy menyembunyikan segala sesuatunya dari mereka. Teddy mendambakan kebebasan, dan karena sudah merasa cukup dewasa maka dia pun mulai menjalani hidupnya sendiri dan melepaskan dari dari ikatan orang tua, saudaranya bahkan sahabat-sahabatnya di gereja dulu.

"Balapan lagi semalam loe Ted?" Tanya temannya ketika Teddy masuk ke tempat nongkrongnya di sekolah.
"iya nih.." sahut Teddy.
"Menang berapa semalam?" balas temannya
"Ga banyak, cuma 800ribu aja." jawab Teddy.

Bel menandakan jam pertama sekolah akan dimulai, Teddy mulai menuju kelasnya meninggalkan tempat nongkrongnya.
Teddy hanya menguap mendengarkan gurunya ketika pelajaran sedang berlangsung.
"Jam berapa loe tidur semalam Ted, ngantuk gitu muka loe?" bisik teman di sampingnya. "Jam 2 pagi, habis balapan lagi gue semalam". jawab Teddy sambil meletakkan kepalanya di meja.
"Balapan lagi? wah, gila benar loe." sahut teman sebangkunya dengan nada kecewa.
Teman sebangku Teddy adalah salah satu rekan pelayanan Teddy sejak beberapa tahun lalu di gereja, tapi kini Teddy sudah tidak lagi memunculkan dirinya dalam pelayanan bahkan sudah sangat jarang ke gereja.

Bel pulang bendering, teman sebangku Teddy menarik tangan Teddy lalu berbicara, "Ted, loe tuh banyak berubah yah.. Gue beneran gak kenal loe yang dulu lagi. kenapa sih loe Ted? loe kan sebenarnya punya jiwa yang baik? kenapa sih loe mau merusak hidup loe sendiri?"
"Diam! Loe jangan pernah ikut campur dengan urusan gue ya. Ini hidup gue, ga perlu loe atur!" Bentak Teddy lalu meninggalkan ruang kelas.

Sepulang sekolah, Teddy segera pergi menuju rumah salah satu teman pembalapnya.
"Hey Ted, apa kabar bro?" kata teman pembalapnya menyambut kedatangan Teddy.
"Baik bro. Eh, ngomong-ngomong malam ini ada jadwal ga buat gue?" tanya Teddy.
"Minum dulu bro, gue punya kabar baik buat loe." pinta temannya sambil memberikan segelas bir dingin. "Tadi gue dapat telpon dari si Black rider, katanya mereka akan buat semacam lomba besar gitu dan bayarannya sangat besar." lanjut teman pembalapnya.
"Berapa tuh?" tanya Teddy penasaran.
"kali ini dia tawarin 35 juta." sahut temannya
"apa? loe pasti bercanda!" jawab Teddy terkejut sambil menelan minumannya dengan cepat.
"ga bro, beneran nih." kata temannya meyakinkan Teddy.
"tapi... gue ga biasa balap besar-besaran kayak gitu." kata Teddy dengan ragu-ragu.
"uda tenang ja bro, takut apa sih? bayarannya gede loh." goda temannya.

"ok deh bro, gue ikut malam ini." jawab Teddy sambil menuju mobilnya untuk pulang.
"siip bro, malam ini jam 11 di tempat biasa ya". Teriak temannya dari dalam rumah.

Dalam perjalanannya, Teddy mulai memikirkan perlombaan nanti malam. Dia sangat ragu akan perlombaan kali ini, karena biasa dia hanya balapan sekitar 3-5 orang lain. Teddy ragu akan lombanya kali ini, terutama dia kuatir akan keselamatan dirinya sendiri. Tak terasa akan banyaknya pikiran tentang perlombaan nanti malam, akhirnya dia mulai membawa mobilnya parkir menuju teras rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya.

Teddy segera membaringkan dirinya di atas tempat tidur, beberapa menit kemudian telepon masuk ke telepon genggamnya.
Teddy mengangkat teleponnya dan berkata, "Halo?"
"Halo Ted, apa kabar? ini gue Ronny." Sahut suara dari telepon genggamnya. Suara yang sudah lama hilang sejak Teddy meninggalkan gereja.
"oh Ron? kabar gue baik. kenapa tiba-tiba telepon?" jawab Teddy sambil terbangun dari letihnya.
"Ga, cuma tadi si Jonny kasi tahu gue kalo loe udah lama masuk dalam dunia balap. Loe tahu kan sejak dia duduk sebangku sama loe di sekolah, dia banyak k
asih info ke gue dan gue senang karena gue masih bisa dapat kabar tentang loe setelah sekian lama." kata Ronny
"oh gitu, terus loe kenapa telpon gue?" kata Teddy sambil berjalan ke jendela kamarnya.
"Ted, gue mau kasi tau loe ja untuk berhenti jadi pembalap. Loe kan bisa lakuin aktivitas yang lebih baik daripada balapan ga jelas gitu, loe kan..." Teddy menutup telepon dari Ronny karena malas mendengar nasihatnya.
"Pasti nanti disuruh ke gereja lagi, membosankan ketemu orang kayak gini." Gerutu Teddy dalam hatinya.

Ketika malam tiba, secara diam-diam, Teddy keluar dari rumahnya lewat jendela dan berlari menuju mobilnya yang diletakkannya di teras depan rumah tadi.
"Brrmmm...brrmm..." (suara mobilnya meninggalkan rumah)
Teddy segera menuju ke lokasi lomba yang telah diberitahukan oleh teman pembalapnya. Sesampainya disana, ada banyak pembalap sudah berkumpul dan juga teman-teman pembalap Teddy juga sudah menunggunya.

"Hey Ted.." sahut salah satu senior balap Teddy.
"Hey bang, apa kabar? kenapa abang bisa disini?" tanya Teddy sa
mbil membuka jendela mobilnya.
"berlomba dong. Loe kira gue ga kerjaan datang tanpa tujuan.. hahaha... Apa loe uda siap menghadapi para pembalap massal ini? setahu gue loe ga pernah ikut lomba massal kek gini?" balas senior Teddy.
"iya bang, nih juga pengen coba, mumpung hadiahnya gede." ucap Teddy sambil mengeluarkan telepon genggamnya.
"ok la Ted, gue tunggu loe kejar gue nanti." jawab senior Teddy

Teddy mengarahkan pandangan kepada pesan yang muncul di telepon genggamnya.

[Dari: Ronny
Isi:
Hey Ted, mungkin loe pikir gue terlalu egois untuk menyuruh loe berhenti untuk membalap, tapi loe perlu tau bahwa ini semua demi kebaikan lu. Loe harus sadar kalo loe uda berjalan terlalu jauh dari Tuhan, loe harus kembali. Dia sedang nunggu loe, kembalilah padaNya sebelum terlambat.]
"Basi!" kata Teddy sambil menutup telepon genggamnya.

"Ted, ambil posisi loe!" Teriak seorang gadis pemandu lomba balap tersebut.
Teddy pun segera mengendarai mobilnya di posisinya dan mempersiapkan diri di garis START. Sang gadis pemandu lalu memberikan aba-aba, dan melemparkan sapu tangannya di depan mobil-mobil yang akan berlomba. Para pembalap pun segera melaju dengan kecepatan tinggi. Teddy menyusul satu per satu lawannya dengan cepat, dan Teddy berhasil menyusul lima besar di antara 35 pembalap yang ada. Teddy menambah kecepatannya dan akhirnya mencapai pada posisi nomor dua. Kini Teddy akan berhadapan dengan sang 'Black Rider'. Teddy berusaha melewatinya, tetapi 'Black Rider' terus menghalang jalannya. Tiba-tiba bencana terjadi pada Teddy, salah satu pembalap di belakang Teddy menyenggol punggung mobil Teddy. Teddy kehilangan keseimbangan, dan mobilnya melenceng menabrak tiang listrik. Teddy mengalami luka parah, sementara itu para pembalap terus melewatinya dan Teddy ditinggal begitu saja. Sampai akhirnya, sebuah ambulans melewati tempat itu dan berusaha mengeluarkan Teddy dari mobilnya serta melarikannya ke rumah sakit.

Selama 2 hari Teddy tidak sadarkan diri.
Ketika membuka matanya, "Dimana gue?" kata Teddy sambil memegang kepalanya yang sakit.
"Loe lagi di rumah sakit." sahut sebuah suara dari belakang p
intu kamar kecil sambil berjalan keluar untuk menghampiri Teddy.
"Ronny?" kata Teddy dengan suara lemah.
"untung saja loe masih ingat wajah gue setelah sekian lama." sindir Ronny sambil tersenyum.
"loh? loe koq bisa disini?" tanya Teddy heran.
"Bisa dong, hehehe.... bentar lagi juga yang lain bakalan datang." kata Ronny.
"Yang lain?" Belum sempat Teddy melanjutkan perkataannya, pintu kamar pasien terbuka, dan teman-teman sepelayanan Teddy di gereja dulu datang sambil membuah buah-buahan dan bunga untuk Teddy.
"Halo Teddy....." Seru teman-teman Teddy sambil memasuki kamar perawatan Teddy.
"Hey.. kenapa kalian bisa disini?" kata Teddy sambil tersenyum melihat teman-teman lamanya.
"Orang tua loe sendiri yang meminta kami kesini." sahut Ronny

Teddy tersenyum memandang teman-temannya yang peduli kepadanya. Dalam pikirannya ada penyesalan karena telah meninggalkan mereka dan terlebih lagi telah berhenti ke gereja dan melayani Tuhan. Teman-teman pembalapnya yang selama ini bersama Teddy tidak datang, sebaliknya teman-teman gerejanyalah yang datang untuk Teddy. Saat itulah air matanya mengalir, hatinya penuh penyesalan.

"Hey Ted, loe ga mau kita semua berdiri cuma buat lihat loe menangis kan?" kata Ronny berusaha untuk membuat Teddy tertawa.
"oh tentu, hahaha.... ayo sini buahnya, untuk gue kan?" kata Teddy sambil bergurau.
"enak saja, siapa bilang itu untuk loe? hehehe.... bercanda, sini gue kupasin dulu." kata Jonny sambil mengambil pisau untuk mengupas buahnya.
"Thank you Jon, tar di sekolah gue traktir deh.. hahaha...." kata Teddy sambil membangunkan diri untuk bersandar lebih tinggi di atas tempat tidurnya. "Ron.." kata Teddy sambil mengarahkan pandangannya pada Ronny, lalu melanjutkan, "Apa uda terlambat buat gue untuk kembali pada Tuhan?"
Ronny kemudian duduk di samping tempat tidur Teddy sambil berbisik di telinga Teddy, "Belum sahabatku, Tuhan masih membuka tanganNya buat loe, sekarang waktunya loe kembali ke gereja dan melayani kembali seperti dulu."

Tuhan tidak pernah berhenti menantikan agar setiap dari kita kembali kepadaNya,
Dia selalu menantikan kita dan membuka tanganNya bagi kita.
Dia menyediakan yang jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan dalam kehidupan ini.
Ketika semuanya terlihat tidak seperti yang kita harapkan,
ketika kita merasakan bahwa tidak ada hal yang berharga dalam kehidupan ini, jauh dari pemikiran kita
Tuhan telah merancangkan dan menyediakan yang terbaik dan hanya yang terbaik bagi setiap kita.

Tuhan Yesus Memberkati.......
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.