
Waktu terus berjalan, dan Rany terus melalui hidupnya dalam gelapnya dunia dengan harapan dan impian. Satu-satunya teman sejati yang dapat menuntun setiap langkahnya hanyalah sebuah tongkat pegangannya. Sejenak terlintas dalam pikirannya untuk mengakhiri kehidupannya, tetapi Rany tidak pernah melakukannya. Rany mengetahui hidupnya yang begitu berharga di mata Tuhan, dan dia tahu bahwa bersama Tuhan, dia akan melangkah dalam terang kasihNya. Meskipun orang-orang menilai Rany sebagai orang buta, namun hatinya tidak buta. Rany selalu meminta mamanya untuk memutar lagu rohani setiap malam, dan lewat lagu-lagu yang didengarnya, Rany belajar untuk melihat kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidupnya melalui hatinya. Lewat peristiwa suka dan duka dalam hidupnya, Rany menjadi tegar dan kuat menghadapi kehidupannya meski harus dalam penglihatan yang gelap.
Beberapa kali maut sempat merenguk nyawa Rany, namun Rany selalu mengalami keajaiban yang tidak terbayangkan. Selama hidupnya Rany menuliskan untaian kata-kata yang ditemukan oleh orang tuanya setelah Rany pulang kerumah Bapa, Rany menuliskan: "Tuhan menciptakan dunia begitu indah, tetapi aku tidak dapat melihat semuanya. Namun dalam hatiku, aku merasakannya. Warna-warna dunia bagaikan pelangi yang terbentang, mentari dan bulan bintang yang bergantian menghias angkasa, langit dan ombak lautan yang bergelora, semuanya tidak dapat ku lihat dengan mata, tetapi hatiku melihat. Bahkan saat-saat maut hampir merenggut hidupku, hatiku melihat dan menggerakkanku untuk menghindarinya. Tuhan tahu yang terbaik bagiku, bahkan di saat orang-orang melihatnya sebagai hal yang tidak baik, tetapi kebaikan dan keindahan sudah Tuhan sediakan di balik ketidakbaikkan itu. Aku telah melihat segala pekerjaan Tuhan dalam hidupku, bukan dengan mataku tetapi hatiku."
Orang tuanya meneteskan air matanya ketika selesai membaca surat tersebut dan mereka saling bertatap heran dan bertanya, "siapakah yang telah mewakili Rany untuk menuliskan surat ini?". Tiba-tiba, seorang malaikat menampakkan diri kepada orang tua Rany dan berkata, "Akulah yang telah mewakilinya, semua itu ialah curahan isi hati Rany sepanjang hidupnya. Dalam kebutaannya, Rany sudah melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Rany sudah mengakhiri semuanya di dunia dalam kebutaan, namun dia telah bersaksi bahwa hatinya telah melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang lain."

Tuhan Yesus memberkati........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.